Bruuukkk!!!! Suara tumpukan buku yang terjatuh
dari atas lemari
“Hati-hati yos” Teriak temanku yang membantuku
packing sore ini
Ku pungut buku yang hampir menjatuhi ku tadi,
terlihat disalah satu tumpukan buku tersebut terdapat diary tua yang sudah lama
tak ku jamah.
“diary masa SMA rupanya”
Ku rebahkan kaki ku untuk membaca diary tua
tersebut sembari beristirahat sebentar. Tak kusangka air mata yang tak ku
undang datang begitu saja membasahi pipi ku. Terasa kembali ke 5 tahun yang
lalu, dimana, saat air mata ini masih ada yang ingin menghapusnya, pundak ini
masih ada tangan yang selalu menepuknya untuk memberiku semangat. Yah ke masa
dimana aku masih memilikinya. Terselip sebuah poto lama ku bersamanya, ku
pandangi hingga ku terlarut dalam senyuman tanpa arti menghiasi pipi ku yang
sudah basah karena air mata.
“bahkan, kehagatan muncul hanya karena
memikirkan mu, apalagi jika kau berada disini”
Air mata kembali membanjiri pipi ku ketika
ingatan ku tentangya kembali, apa yang sebenarnya ku tangisi ? toh kejadian itu
sudah 5 tahun yang lalu. Namun, walau kejadian ini sudah berlalu cukup lama,
perasaan ini tak pernah berubah dari awal bertemu hingga berpisah seperti ini.
Hanya karena satu penyesalan yang selalu menghantui ku ketika mengingatnya,
yaitu tak pernah memberitahu perasaan ku yang sebenarnya. Yang ia tau, aku
oergi meninggalkannya hanya karena aku ingin kehidupan yang bebas. Namun dibalik
itu semua, aku lah yang ingin ia bebas dari kehidupan ku, aku hanya ingin yang
terbaik untuknya walau mengorbankan perasaan ku, namun apa yang ku dapat?
Bodohnya aku, membiarkan seseorang yang kucintai pergi begitu saja hanya karena
ingin melihatnya bahagia. Sungguh munafik sekali. Andai saja aku bisa sedikit
lebih egois. Pasti akhirya tak akan pernah seperti ini.
Namun nasi sudah menjadi bubur, hanya sedikit
orang yang memahami perasaan ku, bahkan jika hal ini dianggap salah, biarkan
aku menyimpannya untuk diriku sendiri, karena melupakannya sama saja
menyiramkan garam ke lukaku sendiri.
Aku terlarut dalam tangisanku, teriakan hati ini
sudah tidak bisa ku tahan lagi, ku lihat diary ini sudah basah akibat air mata
ku.
“apa yang ku perbuat? Bahkan mengingatnya saja
sudah membuat air mata ini menetes! Ah bodohnya aku! Ini kan masa lalu”
Ku hapus air mata yang sudah membasahi pipiku,
walau perasaan ini sakit rasanya mengingat hal bodoh yang pernah aku lakukan
dulu.
“yos?” seru teman ku dari arah pintu kamarku, ia beerjalan menghampiriku
dengan perlahan, duduk disampingku dan menatapku seakan bertanya-tanya ada apa
dengan ku
“tidak, bukan apa-apa”
Seakan temanku berubah menjadi bisu, ia melihat
diary yang ku genggam dan kembali menatapku
“bukan karena diary ini, sungguh”
“yos, kau hanya butuh seseorang yang bisa
menggantikannya”
Aku menggelengkan kepalaku seakan pendapatnya
salah
“bukan karena kesepian, aku tidak bisa
melupakannya”
“lalu?”
“kenanganlah yang memaksaku untuk terus
mencintainya”
Seketika temanku memasang wajah heran
“kenangan menyakitkan juga?”
“ah, walah begitu, hal itu lah yang membuatku
rindu padanya. Aku masih mencintainya” seru ku sembari menatap jari manis kanan
ku yang dihiasi cincin pemberiannya
Terasa temanku menepuk pundakku mengingatkan ku
pada nya
“kau tak apa?”
Aku tersenyum, kembali bersemangat
“tak apa! Lupakan, yosh! Sekarang aku akan
memilih buku yang akan ku bawa”
Kembali temanku memasang wajah herannya karena
tingkahku. Yah, hanya ini yang dapat ku lakukan untuk menutupi perasaan ku.
Andai kau dengar itu, aku masih benar-benar mencintaimu ♥
3 bagi komentar dan saran ya :$:
Penuh haru :')
MunQin Ms zlLu Que uG Gtue X each,, tpy Que s'lu Lpain dy..,,
Cermin ya....
Posting Komentar